_XXX_

LET'S GAME TO FAIR PLAY

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

SELAMAT DATANG DI BLOG DIPO 182


Powered By Blogger

Kamis, 17 Desember 2009

Gadis Murtad Diminta Diskusikan Agama Dengan Keluarganya

Keluarga Rifqa Bary berharap putrinya kembali dan berdialog agama untuk menyelesaikan masalah keluarga mereka. (SuaraMedia News)COLUMBUS, OHIO (SuaraMedia News) – Remaja Sri Lanka yang pindah ke agama Kristen, dan melarikan diri dari rumah, dan keluarga Muslimnya harus saling mendengarkan sudut pandang masing-masing tentang agama jika mereka ingin kembali berkumpul, sebuah kemungkinan yang tampaknya sulit untuk terwujud karena sang gadis terus menolak untuk berkomunikasi dengan orangtua atau saudara-saudaranya.

Sebuah rencana manajemen kasus yang diajukan pada hari Senin menyebutkan bahwa Rifqa Bary dan orangtuanya harus mendengarkan pendapat masing-masing tentang Islam dan Kristen sebagai langkah awal menuju reunifikasi.


Namun rencana yang ditulis oleh Margaret Shirk, pekerja kasus Dewan Layanan Anak-anak Wilayah Franklin, itu juga menyebutkan “beberapa perbedaan parah” yang ada antara gadis 17 tahun tersebut dengan orangtuanya mengenai apa yang menyebabkan ia lari ke Florida selama musim panas.

Rifqa mengatakan bahwa ia takut ayahnya akan melukai atau membunuhnya karena meninggalkan Islam namun Ayahnya membantah klaim tersebut.

“Kekhawatiran orangtuanya adalah bahwa Rifqa memiliki persepsi yang salah tentang agama mereka dan bahwa pemahamannya itu menciptakan penghalang akan terwujudnya reunifikasi,” tulis Shirk. “Kekhawatiran Rifqa adalah bahwa orangtuanya tidak memahami pilihannya untuk masuk Kristen.”

Orangtua Bary, Mohamed dan Aysha Bary, setuju dengan keputusan untuk meletakkan anak perempuannya di tempat penampungan untuk sementara, namun mengkhawatirkannya dan ingin menyambung kembali hubungan keluarga dengannya.

Rencana Shirk menyebutkan bahwa Rifqa Bary telah memperjelas bahwa ia tidak mau ada kontak apa pun dengan orangtua atau kakak laki-lakinya. Gadis itu berbicara dengan kakak laki-lakinya lewat telepon ketika ia berada di Florida namun sejak saat itu ia memutuskan hubungan dengan saudaranya tersebut.

“Rifqa telah bersikeras untuk tidak menjalin kontak apa pun debary_1ngan orangtua atau saudara laki-lakinya,” bunyi rencana tersebut.

Rencana itu juga menyerukan agar menemukan kerabat atau non kerabat yang dapat menampung Rifqa jika reunifikasi dengan orangtuanya tidak memungkinkan. Tujuannya adalah menyatukan mereka pada tanggal 10 Agustus, ketika gadis itu berusia 18 tahun, setelah itu, ia dapat hidup sendiri dan meninggalkan tempat penampungan.

Keluarga gadis ini berasal dari Sri Lanka dan beremigrasi di tahun 2000 untuk mencari bantuan medis bagi Rifqa, yang kehilangan penglihatan di mata kanannya ketika ia jatuh dan tertabrak pesawat mainan di rumahnya.

Rifqa menghilang dari rumah pada tanggal 19 Juli dan tampaknya timggal bersama teman dari seorang pendeta yang ia kenal di Columbus selama dua hari.

Pendeta itu, Brian Williams, kemudian membantunya mendapatkan bus ke Florida di mana ia bertemu dengan rekan-rekan Kristennya yang ia kenal di Facebook.

Polisi menggunakan rekaman telepon dan komputer untuk melacak gadis itu ke Blake Lorenz, seorang pastur dari Gereja Revolusi Global di Orlando, Florida. Pihak yang berwenang mengatakan bahwa remaja itu telah bertemu dengannya melalui sebuah kelompok doa Facebook online.

Investigasi Departemen Penegakan Hukum Florida tidak menemukan adanya ancaman terhadap sang gadis.


Hakim Florida, Daniel Dawson, membawa kasus Bary ke pengadilan Ohio di bulan Oktober. Ia akan tetap berada di tempat penampungan hingga sebuah keputusan final tentang apakah ia terpaksa harus pulang ke rumah dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar